Bu Nyai Shinta Nuriah Abdurrahman Wahid, “Padamkan “ Api Kebencian dan Hoax di Kota Kediri
Polresta Kediri - Bu Nyai Shinta Nuriyah istri almarhum Presiden Republik Indonesia ke-4, KH. Abdul Rahman Wahid (Gus Dur), menggelar sahur bersama lintas agama dan lintas masyarakat di Klenteng Tri Dharma Tjoe Hwie Kiong Jl. Yos Sudarso No 148, Kota Kediri, Jawa Timur, Jumat dini hari (31/05)
"Kegiatan ini sudah saya lakukan selama 20 tahun sejak saya mendampingi Gus Dur di Istana Negara dulu" Kata Ibu Shinta Nuriyah dihadapan ratusan peserta sahur bersama berbagai elemen lintas agama dan masyarakat.
Dalam kegiatan yang bertajuk "Dengan Berpuasa Kita Padamkan Kobaran Api Kebencian dan Hoax" ini Ibu Shinta mengingatkan pentingnya menjaga kerukunan antara umat beragama dan masyarakat.
Menurut Ibu Shinta selama ini puasa hanya di anggap sebagai ibadah tahunan. Puasa hanya sekedar untuk menggugurkan kewajiban saja. Padahal makna sesungguhnya puasa adalah mengajarkan manusia untuk saling menolong, menghargai, mengasihi, dan menjaga kehormatan satu sama lain.
"Puasa mengajarkan kita tentang moral dan budi pekerti yang luhur. karena puasa mengajarkan tentang kesabaran, kejujuran, Ikhlas, saling tolong-menolong, saling menghormati, saling menghargai tidak bergunjing, tidak korupsi dan tidak melakukan hal-hal yang dilarang oleh agama" papar Ibu Shinta.
Ibu Shinta juga mengatakan, jika itu semua sudah bisa kita lakukan dan kita terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari, maka kita tidak hanya mendapatkan pahala puasa kita saja. Namun kita bisa melindungi diri kita bahkan melindungi semua anak bangsa Indonesia.
"Apabila kita mengajak saudara-saudara kita untuk berbuat yang seperti itu bersama" sehingga kerukunan kebersamaan dan persaudaraan dapat terjaga dengan sebaik-baiknya. Negara aman dan sejahtera karena apa Karena kerukunan kebersamaan persaudaraan itu merupakan pilar utama dari tegaknya sebuah negara kesatuan Republik Indonesia. Sekalipun kita berbeda suku dan agama kita adalah satu. Satu Nusa, Satu Bangsa, itulah kita wajah wajah masyarakat indonesia" tambahnya .
Sementara itu ditemui seusai acara, Ketua Yayasan Tri Dharma Tjoe Hwie Kiong Kediri, Prayitno Sutikno menuturkan, dengan adanya sahur bersama dengan Ibu Shinta buat klenteng dan umat serta pengurus merupakan suatu kebanggan karena kita bisa ditempati. Kita bisa menjalankan kebersamaan.
"Ini adalah bukti kita bisa menjaga kebersamaan dengan teman-teman dari semua unsur agama yang lain. Harapan Kita Semoga dengan kegiatan seperti ini kita tetap selalu bisa menjaga kebersamaan dan kekondusifitasan Kota Kediri khususnya dan Indonesia umumnya. Kegiatan ini akan menjadi bukti bahwa masyarakat Kediri bisa bersama sama menjaga kebersamaan antar umat beragama dan lintas masyarat" kata Prayitno.
Kehadiran istri almarhum Gus Dur sendiri mendapat pengawalan dari Paspampres, Kepolisian dan puluhan Banser. Usai menyampaikan pesan-pesan kedamaian Ibu Shinta menutub acara dengan mengajak audiens yang hadir dengan membaca Syi'ir Abu Nawas, menirukan kebiasaan Gus Dur, yang di iringi oleh grup musik cangkir gading dan dilanjutkan do'a bersama lintas agama yang dipimpin oleh Ketua PCNU Kota Kediri KH. Abu Bakar Abdul Djalil. (res|aro) Foto : Bams Styoko
Berita yang direkomendasi
-
Kolaborasi Gerakan Literasi Melalui Pustaka Bebas Bea
Mojokerto-Penggagas Gerakan Katakan dengan Buku (GKdb) John Lobo Selas..
-
Buku untuk Tulang Bawang
Tulang Bawang.Lampung-Taman baca Ceria (Cerdas dan Gembira) yang terle..
-
Geliat Literasi dari Lekosoro
Bajawa.Flores- Pegiat literasi sekaligus pengelola taman baca Ratu Dam..
-
Tips Sukses Public Speaking Dari Divisi Humas Polri
Jakarta - Komunikasi publik atau public speaking adalah..