Ada Apa sih didalam Museum Hidup atau Aktif Polrestabes Surabaya
Bhayangkaranews.com, Surabaya - Museum Hidup Polrestabes Surabaya, atau Museum Hoofdbureau. Adalah museum hidup, disebut "Museum Hidup" Hoofdbureau dikarenakan di dalam museum ini juga terdapat aktivitas anggota Polrestabes Surabaya yang sedang melaksanakan tugas-tugas Kepolisian. Kendati demikian kunjungan dari para Wisatawan sama sekali tidak mengganggu kegiatan Operasional Polrestabes Surabaya.
Ketika setelah memasuki pintu utama gedung Polrestabes Surabaya, kita akan disambut oleh sebuah Lonceng Besar yang masih terlihat kokoh dengan diapit oleh sebuah sepeda motor kuno dan sepeda angin kuno yang merupakan kendaraan operasional Polisi pada masa itu.
Terlihat juga berbagai macam peninggalan sejarah kepolisian Surabaya. Seragam mantan Kapolwiltabes juga tersimpan rapi didalam lemari yang menghiasi ruangan tunggu atau ruang penerima tamu, di gedung yang juga digunakan sebagai kantor Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan ini.
Museum ini pertama kali dicetuskan oleh Brigjen Pol Yan Fitri Halimansyah yang saat ini menjabat sebagai Wakapolda Kepulauan Riau. "Big Appreciation and special thanks for meneer Yan Fitri Halimansyah"
Mengumpulkan barang-barang atau benda bersejarah memang bukan perkara mudah, apalagi yang menyangkut sebuah institusi, seperti kepolisian. Namun tidak bagi jajaran di Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Surabaya yang kala itu bulan Oktober 2015 silam, secara resmi Biro Besar Polisi Surabaya atau dulu akrab disebut Hoofdbureau van Politie te Surabaia sebagai Museum Hidup Polrestabes Surabaya dan diresmikan oleh Kapolri pada saat itu Jendral Badrodin Haiti.
Dibutuhkan waktu sekitar 4 bulan untuk merenovasi dengan bekerja sama dengan tim cagar budaya untuk menggali tapak-tapak sejarah, termasuk mengumpulkan data-data terkait “Hoofdbureau” oleh Meneer Yan (sapaan akrab Brigjen Pol Yan Fitri Halimansyah) ketika menjabat sebagai Kapolrestabes Surabaya di tahun 2015 silam.
Menurut kisah yang terabadikan, istilah Hoofdbureau dikenal secara umum tahun 1928. Gedung museum tersebut, adalah pertama dimiliki polisi Surabaya, yang sebelumnya selalu berpindah-pindah tempat. Pernah, polisi Surabaya numpang di gedung Residen, kemudian menempati gedung kantor Pos Kebunrojo. Ketika itu kantor pos Kebonrojo bernama Hoogere Burger School di Regenstraat.
Selanjutnya, pada masa penjajahan Jepang, gedung Hoofdbureau berhasil direbut Jepang. Namun, pasukan negeri matahari terbit itu tidak mengubah fungsi gedung dan masih digunakan sebagai markas kepolisian Surabaya.
Museum ini juga sangat terbuka untuk masyarakat umum, sejak dibuka museum ini sudah banyak dikunjungi oleh wisatawan baik lokal dan manca negara. Berbagai komunitas, mahasiswa, pelajar pun juga memanfaatkan museum ini untuk menggali sejarah perjuangan Kepolisian.
“Yang pasti, gedung ini menyimpan saksi sejarah besar kepolisian, khususnya polisi Surabaya,”
Museum ini banyak mengoleksi benda-benda yang dulu digunakan polisi, mulai dari senjata, alat alat penyelidikan, identifikasi, hingga meja tugas polisi. Ada beberapa senjata koleksi buatan tahun 1895, berupa pistol jenis Lee Enfield buatan Inggris. Benda sejarah polisi lainnya adalah pistol Leger Parabellum buatan tahun 1898, Shotgun Colt Doble Hammer buatan Amerika Serikat pada 1875.
Masih banyak lagi, koleksi yang dipajang di museum, seperti halnya seragam dari Jenderal Bimantoro yang pernah menjabat sebagai Kapolri ke 16 pada 2000 lalu yang sekaligus pernah menjabat Kapolwiltabes Surabaya di era 1993-1996.
Museum Hdiup Polrestabes Surabaya ini juga dilengkapi dengan ruang kerja Muhammad Yasin. Di ruang Bapak Brimob Polri ini terdapat meja dan kursi kerja model kuno dari anyaman rotan, serta berbagai macam piagam dan juga surat.
Nah daripada penasaran ada apa saja isi dari museum Hoofdbureau atau Museum Polrestabes ini. Langsung aja datang ke museum yang saat ini juga merupakan salah satu icon wisata Kota Surabaya.
Bagaimana caranya, untuk masuk kedalam museum...???
Gampang kok, jika perorangan datang aja langsung ke Markas Polrestabes Surabaya. Ijin pada petugas jaga untuk masuk dan melihat museum. Lalu datang ke gedung museum ketemu dengan Mbak Polwan Cantik yang piket dan memang bertugas sebagai pemandu wisata di museum hidup Polrestabes.
Sedangkan untuk kelompok komunitas atau pelajar. Bisa langsung mengirimkan surat / proposal yang ditujukan kepada SatBinmas Polrestabes Surabaya. Agar dijadwalkan waktu berkunjungnya, dan sudah pasti juga akan dipandu oleh ibu Polwan yang cantik serta ramah.(yudhaNet/MK/HB)
Berita yang direkomendasi
-
Kolaborasi Gerakan Literasi Melalui Pustaka Bebas Bea
Mojokerto-Penggagas Gerakan Katakan dengan Buku (GKdb) John Lobo Selas..
-
Buku untuk Tulang Bawang
Tulang Bawang.Lampung-Taman baca Ceria (Cerdas dan Gembira) yang terle..
-
Geliat Literasi dari Lekosoro
Bajawa.Flores- Pegiat literasi sekaligus pengelola taman baca Ratu Dam..
-
Tips Sukses Public Speaking Dari Divisi Humas Polri
Jakarta - Komunikasi publik atau public speaking adalah..