Mengenal Lebih Dekat Sosok AKBP Yade Setiawan Ujung, Polisi Jaman Now Harus ‘Promoter’
AJUN Komisaris Besar Polisi (AKBP) Yade Setiawan Ujung SH.SIK, M.Si resmi menjabat Kepala Polisi Resor Malang. Inilah jabatan Kapolres untuk pertama kalinya bagi pria kelahiran Jakarta itu.
Pak Ujung sapaan akrabnya, adalah perwira Polisi dengan karir cemerlang. Di usianya yang terbilang masih muda, AKBP Ujung ditunjuk langsung Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk mengemban tongkat komando sebagai Kapolres Malang.
Di kalangan rekan-rekannya seangkatan, AKBP Ujung tergolong Polisi yang smart. Hal itu dibuktikan ketika pendidikan taruna, perwira berpostur tinggi tegap ini, menerima bintang “Tri Sakti Wirata Emas”. Penghargaan saat menjalani taruna Akpol pada tahun 2000 lalu, merupakan bukti jika nilai akademik AKBP Ujung paling baik.
Ia lalu melanjutkan ke jenjang Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) di Jakarta tahun 2006 dan meraih strata 1 dalam bidang “Police Studies”.
Satu tahun kemudian, AKBP Ujung lulus dengan meraih bintang “Wiyata Cendekia” yang berarti, gelar bagi lulusan terbaik dalam PTIK. Tak berhenti sampai di situ, otak encer AKBP Ujung juga berlanjut saat menimba ilmu Hukum di Surakarta. Ia juga meraih predikat Cum Laude Magister Ilmu Administrasi (S2) di Universitas Indonesia tahun 2010.
Selama bergabung di korps baju cokelat ini, Ujung banyak bertugas di bidang reserse. Sejak lulus Akpol pada 14 Desember 2000 silam, Ujung menjadi Perwira Samapta di Polresta Surakarta dengan jabatan Kanit di Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) sebelum akhirnya menjabat Kapolsek. Jiwa reserse AKBP Ujung, ditempa di Pusat Pendidikan (Pusdik) Mega Mendung tahun 2004.
Bersama 10 lulusan terbaik lainnya, Ujung juga sempat menjadi Instruktur Akademi Kepolisian. Selanjutnya pada tahun 2009, job baru AKBP Ujung dipercaya sebagai Kasat Reskrim Polres KPPP Tanjung Priok, Polda Metro Jaya.
Sebelum bertugas di Tanjung Priok, Pak Ujung pernah menjabat Kanit Reskrim di Polres Jakarta Pusat, sebagai Penyidik pada Direktorat Reserse Kriminal Umum serta Kanit Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya.
Guna memperdalam ilmu resersenya, tahun 2008 AKBP Ujung berangkat ke Bangkok Thailand. Bersama polisi dari berbagai penjuru dunia, Ujung mengikuti Suvervisory Criminal Investigator Course ke-25. Berkat pendidikan itulah, AKBP Ujung menjadi inisiator atau salah satu pendesain operasi Camar Maleo.
Dalam operasi Camar Maleo inilah nama AKBP Yade Setiawan Ujung merangkak naik. Pasalnya, selaku penggagas Camar Maleo, Polri saat itu mampu meringkus gembong teroris Poso, Daeng Koro. Daeng Koro inilah, orang yang paling diburu aparat Kepolisian setelah Santoso. Dan itu, berkat jasa AKBP Ujung.
Berkat pengalamanya dalam pengungkapan kasus di Poso, AKBP Ujung didaulat menjadi tamu kehormatan di 9 negara bagian Amerika Serikat tahun 2010 lalu. Pertemuan itu membicarakan tentang isu human trafficking melalui program International Visitor Leadership Program.
Empat tahun berikutnya, Ujung masuk Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah Polri di Lembang, Bandung, Jawa Barat. Berkat kecerdasan intelektualnya, ia lulus sebagai Perwira terbaik dengan nilai sangat memuaskan. Sampai akhirnya, AKBP Ujung didapuk sebagai Sekpri Wakapolri Spripim Polri 2015-2016.
“Dimana bumi dipijak, disitulah langit kita junjung. Mengabdi sebagai pelayan masyarakat di Kepolisian, kita harus totalitas dalam berbagai hal,” terang Ujung sepeti yang dilansir beritajatim.com saat melakukan wawancara beberapa hari yang lalu.
Berikut wawancara ekslusif bersama AKBP Yade Setiawan Ujung:
Bagaimana kesan pertama Anda bertugas menjadi Anggota Polri?
AKBP Yade S Ujung:
Kesan yang saya rasakan waktu pertama lulus dari akademi kepolisian adalah perasaan puas dan bangga. Puas karena telah berhasil menyelesaikan 3,5 tahun pendidikan serta bangga menjadi perwira pertama dengan pangkat ipda. Tugas pertama saya adalah sebagai PAMAPTA. Saya merasa sangat bermanfaat bisa menolong atau membantu masyarakat saat itu.
Sebagai penerima Bintang Tri Sakti Wiratama Emas AKPOL tahun 2000, program apa yang ingin Anda terapkan dalam institusi Polri agar lebih baik lagi sebagai pelindung, pelayan serta pengayom masyarakat ke depan?
AKBP Yade S Ujung:
Sebenarnya Polri sudah memiliki grand strategy jangka panjang (25 tahun) yang terbagi dalam 3 tahap. Yakni trust building atau membangun kepercayaan masyarakat. Lalu partnership building atau membangun kerjasama dengan semua stakeholder. Serta strive for excelence/menuju keunggulan. Artinya apa, di atas tahun 2019 organisasi Polri seharusnya sudah menjadi organisasi yang unggul dan mumpuni. Profesional di segala bidang baik SDM, sarpras, dan anggarannya. Setiap Kapolri berupaya membuat program pengungkit dalam rangka mencapai tujuan jangka panjang tersebut. Saat ini misalnya pak Kapolri punya kebijakan promoter (profesional modern terpercaya) tidak lepas dari menuju keunggulan (excelence polri).
Kalau ditanya program apa yang akan saya terapkan agar polri lebih baik lagi? Jawabannya tidak akan jauh melenceng dari boue print grand strategy yang sudah ditetapkan. Tinggal bagaimana mengakselarasinya dan mengarahkan supaya semua pekerjaan yang dilakukan anggota fokus menuju ke sana. Langkah pertama polri harus dipercaya masyarakat dahulu. Caranya dengan meningkatkan profesionalisme dan kinerjanya dalam memelihara kamtibmas, menegakkan hukum, dan memberikan perlindungan penganyoman dan pelayanan kepada masyarakat. Semua anggota polri harus dipastikan kembali ke jatidiri 3 tugas pokok tersebut.
Selanjutnya perlu dilakukan modernisasi peralatan-peralatan kepolisian, khususnya yang menyangkut pelayanan publik. Saat ini saya rasa sudah on the track. Tinggal memperkuat pengawasan agar semua personel bersama2 bekerja untuk tujuan ini.
Tahun 2018 dikenal sebagai tahun politik. Bagaimana pandangan Anda dan pesan bagi masyarakat?
AKBP Yade S Ujung:
Saya lebih memilih menggunakan frasa “pesta demokrasi” daripada frasa “tahun politik”. Kalau pesta demokrasi kesannya positif dan gembira dibanding tahun politik yang seolah-olah berkesan seram dan menakutkan. Apalagi, pemerintah sedang aktif mencanangkan pariwisata dan mengundang investor-investor untuk ikut membangun indonesia. Iklim politik dan keamanan yang sejuk sangat dibutuhkan untuk itu. Sehingga frasa pesta demokrasi lebih baik digunakan ketimbang tahun politik.
Tahun 2018 ini negara Indonesia sedang menghelat pilkada, lanjut tahun 2019 akan ada pemilihan legislatif dan Presiden. Pemilu merupakan manifestasi demokrasi yg sudah dipilih bangsa ini sebagai bentuk atau sistem pemerintahan dimana masyarakat diberikan hak dan wewenang untuk memilih pemimpinnya atau perwakilannya di DPR. Pesan saya, mari manfaatkan kesempatan ini untuk mendapatkan yang terbaik.
Dan terpenting, jangan korbankan keamanan, ketertiban, kerukunan bangsa hanya karena pemilihan karena pada dasarnya pemilihan itu juga bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat. Syarat utama masyarakat bisa sejahtera haruslah aman dahulu. Tanpa aman kita tidak akan bisa membangun dan menjadi bangsa yang maju.
Kabar Hoax menjurus ke SARA banyak bermunculan melalui media sosial akhir-akhir. Bagaimana Anda menyikapinya?
AKBP Yade S Ujung:
Hoax adalah fenomena media sosial yang berarti berita bohong atau berita palsu yang sengaja disebarkan orang untuk tujuan tertentu. Hal ini sangat berbahaya bagi kehidupan berdemokrasi. Polri melakukan berbagai strategi untuk menangkal dan mencegah hoax ini, yakni dengan preemtif atau preventif melalui kerjasama dengan seluruh stake holder, literasi media, sosialisasi, dan himbauan tentang bahaya hoax. Tujuanya, agar masyarakat paham dan punya self defence sehingga tidak terjebak ikut mempercayai dan menyebarkan berita hoax. Di samping itu Polri juga melakukan upaya penegakan hukum secara selektif prioritas terhadap para penyebar hoax khususnya yang menyangkut SARA.
Tips menghadapi berita hoax ada 3 yaitu, selalu bersikap skeptis (selalu meragukan suatu berita dan tidak gampang percaya), cek dan ricek serta analisa setiap berita yang masuk, serta perbanyak komunikasi khususnya kepada pihak yang kompeten dan tabayyun.
Selama menjabat Kapolres Malang, prestasi apa yang sudah diraih?
AKBP Yade S Ujung:
Pertama menjabat sebagai Kapolres Malang, saya menyampaikan commander wish yang berisi visi dan arah organisasi Polres Malang. Tentu semua tidak lepas dari grand strategy polri dan program kapolri promoter termasuk kebijakan “patuh” kapolda jatim.
Dua bulan pertama saya berupaya keras memberikan pemahaman kepada seluruh anggota polres malang tentang apa yang harus dikerjakan masing-masing bagian, satuan, seksi dan jajaran polsek untuk mencapai itu. Alhamdulillah sekarang semua anggota sudah paham dan tahu tentang apa tugasnya dan bagaimana melaksanakan tugasnya (know what and how to do the job). Bagi saya ini merupakan prestasi tersendiri. Tidak ada pimpinan yang hebat tanpa didukung anggota yang mumpuni. Memiliki anggota yang sudah tertata mindset dan culturesetnya tentang tujuan organisasi adalah hal yang luar biasa.
Prestasi lain selama menjadi Kapolres Malang, kami mendapatkan nilai A (sangat baik) atas pelayanan publik dari Menpan RB RI. Lalu mendapatkan penilaian WTP atas laporan keuangan 2017.
Mendapatkan penghargaan satker terbaik di bidang pengelolaan keuangan dari dirjen perbendaharaan dan kekayaan negara. Mendapatkan penghargaan dari kakorlantas atas pelaksanaan sosialisasi edukasi tertib berlalu lintas dan mendapatkan apresiasi dari ketua UKP PIP (unit kerja presiden pembinaan ideologi pancasila) atas penanganan pelecehan Pancasila di medsos beberapa waktu lalu.
Kabupaten Malang punya cukup banyak Pondok Pesantren. Bagaimana cara Anda menjalin hubungan dengan para kiai dan tokoh lintas agama?
AKBP Yade S Ujung:
Kabupaten Malang memang terkenal banyak pondok pesantrennya. Peran tokoh agama dalam upaya memelihara kamtibmas di kabupaten Malang sangatlah besar karena ciri karakteristik masyarakatnya yang agamis dan banyak pondok pesantrennya.
Selaku pimpinan kepolisian, saya alhamdulillah lumayan intens berkomunikasi, sambang dan silaturahmi dengan para kiai pimpinan pondok pesantren di Malang. Saya sering diskusi dengan mereka untuk mendapatkan masukan tentang keamanan. Mereka adalah patron-patron yang sangat berpengaruh khususnya terhadap para santri.
Keinginan apa yang belum sempat Anda wujudkan saat ini dan menjadi target esok hari?
AKBP Yade S Ujung:
Keinginan yang belum dan ingin saya wujudkan saat ini, Polres Malang sedang mencanangkan Zona Integritas Menuju WBK WBBM. Predikat ini menurut saya sangat penting diraih Polres Malang dalam rangka reformasi birokrasi Polri. Mudah-mudahan dengan berbagai komitmen dan upaya yang kita lakukan tahun 2018 Polres Malang mendapatkan predikat WBK dari Kemenpan RB yang merupakan pengakuan negara atas tata laksana organisasi yang bersih dari korupsi dan birokrasi yang melayani.
Keinginan utama saya yang lain adalah Polres Malang menjadi institusi yang sangat dipercaya oleh masyarakat karena keberadaannya memberikan manfaat di tengah-tengah masyarakat.
Jika takdir memilih Anda jadi Kapolri, apa yang pertama kali Anda terapkan pada institusi ini?
AKBP Yade S Ujung:
Semua anggota Polri tentu berkeinginan menjadi pimpinan tertinggi. Yang bisa kita lakukan hanyalah selalu berbuat yang terbaik bagi organisasi dan bagi anggota tentunya.
Kalau suatu saat diberi amanah ini, saya ingin membawa Polri menjadi organisasi yang paripurna, excelent, dan dipercaya oleh masyarakat Indonesia. Hal ini bisa diraih dengan memantapkan profesionalisme kinerja sebagaimana amanat undang-undang dalam memelihara kamtibmas, menegakkan hukum dan menjadi pelindung, pengayom sekaligus pelayan masyarakat.
Selain itu perlu dilakukan segera modernisasi peralatan-peralatan sarpras kepolisian sehingga bisa mendukung tugas Polri dan membawa Polri betul-betul kepada jati diri pemelihara kamtibmas yang mumpuni, penegak hukum yang adil dan pelindung, pengayom, pelayan yang dicintai masyarakat.
Bagaimana sosok keluarga di mata Anda untuk mendukung tugas Anda sehari-hari?
AKBP Yade S Ujung:
Keluarga salah satu faktor utama pendukung karier. Dari keluarga yang sehat dan bahagia akan sangat berpengaruh dalam atmosfer bekerja. Jadi antara keluarga dan karier harus seimbang. Tidak ada yang boleh dikesampaingkan ataupun diabaikan.
Strategi apa yang Anda terapkan untuk meminimalir gerak para pelaku kejahatan seperti curas, curat dan curanmor di wilayah hukum Anda? Perlukah tembak di tempat?
AKBP Yade S Ujung:
Dalam program 77 Unggul yang merupakan commander wish awal saya di bidang reskrim, ada namanya “basmi 3c” (curat curas curanmor) yang merupakan kategori street crime yang meresahkan. Saya sudah perintahkan untuk semaksimal mungkin menekan angka kejahatan ini.
Caranya harus simultan antara penegakan hukum dan pencegahan. Di bidang penegakan hukum diupayakan banyak menangkap para pelaku dan proses hukum sampai ke pangadilan. Di bidang pencegahan, teknik taktik mekanisme patrolinya diperbaiki dengan selalu menganalisa sasaran patroli berdasarkan data TKP yang ada.
Masalah tembak di tempat saya tidak perintahkan kaku. Penilaian diskresi anggota di lapangan sangat berperan disini. Anggota sudah tahu kapan harus menembak dan kapan tidak dengan pedoman SOP yang ada seperti Perkap penggunaan kekuatan, protap menembak dan KUHP.
Polisi harus profesional, modern, dan terpercaya. Menurut, Anda?
AKBP Yade S Ujung:
Polisi zaman now harus ‘Promoter’. Profesional dalam artian tahu dan paham apa tugasnya serta tahu dan paham bagaimana melaksanakan tugasnya secara maksimal (know what and how to do the job). Modern dalam artian didukung peralatan-peralatan yang canggih, khususnya dalam pelayanan publiknya serta mengukuti selalu perkembangan IT dan perkembangan masyarakat. Final outcomenya adalah, terpercaya. Kalau sudah profesional dan modern insya Allah akan dipercaya oleh masyarakat.
Biodata Kapolres Malang AKBP Yade Setiawan Ujung
Nama Lengkap: AKBP Yade Setiawan Ujung, SH, SIK, MSi
Tempat Lahir: Jakarta, Indonesia
Tanggal Lahir: 16 Desember 1977
Pangkat: Ajun Komisaris Besar Polisi
Jabatan: Kapolres Malang Polda Jawa Timur
Menjabat Sejak: 14 Nopember 2016
Agama: Islam
Almamater:
Akademi Kepolisian 2000
Riwayat Pendidikan AKBP Yade Setiawan Ujung
SD Negeri Sidikalang (1990)
SMP Negeri 1 Sidikalang (1993)
SMA Negeri 1 Sidikalang (1996)
Akademi Kepolisian (2000); Penerima bintang “Tri Sakti Wiratama Emas” sebagai peraih nilai akademik terbaik
Sarjana Hukum, Universitas di Surakarta (2003)
Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) (2007); Penerima bintang “Wiyata Cendekia” sebagai lulusan PTIK terbaik
Magister Sains (M.Si), Universitas Indonesia; Lulus dengan predikat Cumlaude
Sespimmen Polri, Lembang (2014); Penerima gelar lulusan terbaik
Riwayat Jabatan AKBP Yade Setiawan Ujung:
Perwira Samapta Polresta Surakarta (2000)
Wakapolsek Kartasura Polres Sukoharjo (2001)
Kapolsek Grogol Polres Sukoharjo (2002-2003)
Kanit Satreskrim Polres Sukoharjo (2003)
Dantontar Akpol (2004-2006)
Penyidik Satkamneg Ditreskrimum Polda Metro Jaya (2007)
Kanit Satreskrim Polrestro Jakarta Pusat Polda Metro Jaya (2007-2008)
Kapolsek Jatiuwung Polrestro Tangerang Polda Metro Jaya (2008-2009)
Kasat Reskrim Polres KPPP Tanjung Priok Polda Metro Jaya (2009-2011)
Kasubbaganev Baganalis Ditreskrimsus Polda Metro Jaya (2011)
Kanit Indag Ditreskrimsus Polda Metro Jaya (2011-2014)
Kabagbinops Biro Operasi Polda Sulawesi Tengah (2015)
Sekpri Wakapolri Spripim Polri (2015-2016)
Kapolres Malang Polda Jawa Timur (Sejak 14 Nopember 2016)
Berita yang direkomendasi
-
Kolaborasi Gerakan Literasi Melalui Pustaka Bebas Bea
Mojokerto-Penggagas Gerakan Katakan dengan Buku (GKdb) John Lobo Selas..
-
Buku untuk Tulang Bawang
Tulang Bawang.Lampung-Taman baca Ceria (Cerdas dan Gembira) yang terle..
-
Geliat Literasi dari Lekosoro
Bajawa.Flores- Pegiat literasi sekaligus pengelola taman baca Ratu Dam..
-
Tips Sukses Public Speaking Dari Divisi Humas Polri
Jakarta - Komunikasi publik atau public speaking adalah..