Inilah Kegiatan Gabungan Polresta Kediri Dengan BNN, Dishub, RS Bhayangkara dan Jasa Raharja
Polresta Kediri - Menjelang perayaan Natal dan tahun baru (Nataru) puluhan pengemudi bus di Terminal Tipe A Tamanan Kota Kediri melakukan tes urine, Rabu (18/12) pagi.
Dalam kegiatan ini, petugas gabungan dari Polresta Kediri, Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Kediri, dan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Kediri . Selain melalukan test urine dalam kegiatan ini juga dilakukan pemeriksaan kesehatan para pengemudi.
Wakapolresta Kediri, Kompol Iwan Sebasttian menjelaskan, kegiatan ini merupakan rangkaian pelaksanaan operasi bersandi Lilin Semeru 2019. "Jadintidak hanya tes urine dan kesehatan saja, kegiatan ini juga untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas (laka lantas). Terbukti selama dua tahun terakhir, angka laka lantas menurun," jelasnya.
Di tahun 2017, lanjutnya, tercatat ada 17 kejadian laka lantas dan tahun 2018 turun hanya terjadi 1 laka lantas. Diharapkan, pelaksanaan tes urine dan pemeriksaan kesehatan ini dapat menekan angka laka lantas dan tidak ada kejadian di operasi Lilin Semeru tahun 2019.
Kompol Iwan mengatakan, pelaksanaan tes urine dan pemeriksaan kesehatan juga bersamaan kegiatan rapat koordinasi (rakor) di Polda Jawa Timur. Rencananya, operasi Lilin Semeru 2019 akan dilaksanakan mulai tanggal 23 Desember dan akan berakhir 3 Januari mendatang.
Sementara itu, Kepala BNN Kota Kediri, AKBP Bunawar mengatakan, tes urine dan pemeriksaan kesehatan akan dilakukan kepada 40 pengemudi bus. "Tapi tidak hanya pengemudi, kalau memang ada kondektur yang memang perlu dilakukan pemeriksaan dan tes, akan kami lakukan pemeriksaan. Kami juga bekerjasama dengan Rumah Sakit (RS) Bhayangkara dan Jasa Raharja," ujarnya.
Sementara ini, dari hasil pemeriksaan belum ditemukan pengemudi ataupun kondektur yang hasilnya menunjukkan positif. "Alhamdulillah belum ada. Jika ada, kami akan lakukan assesment untuk mengetahui apakah mereka positif menggunakan narkoba atau hanya mengkonsumsi obat. Sejauh ini semua berjalan lancar dan mereka kooperatif," imbuhnya.
Dokter BNN, dr. Slamet Riyanto menambahkan, alat tes yang digunakan ada enam parameter, mulai dari ganja, sabu, afetamin, kokain, morfin, dan obat-obatan lain. "Alat yang digunakan bermacam-macam, ada yang dua atau parameter saja, tapi itu sudah cukup. Kami menggunakan enam parameter untuk mengantisipasi jika ada obat-obatan lain yang dikonsumsi," ungkapnya. (res|aro)
Berita yang direkomendasi
-
Kolaborasi Gerakan Literasi Melalui Pustaka Bebas Bea
Mojokerto-Penggagas Gerakan Katakan dengan Buku (GKdb) John Lobo Selas..
-
Buku untuk Tulang Bawang
Tulang Bawang.Lampung-Taman baca Ceria (Cerdas dan Gembira) yang terle..
-
Geliat Literasi dari Lekosoro
Bajawa.Flores- Pegiat literasi sekaligus pengelola taman baca Ratu Dam..
-
Tips Sukses Public Speaking Dari Divisi Humas Polri
Jakarta - Komunikasi publik atau public speaking adalah..