Eddy Loke Belajar dari Nelayan Pandeglang
Mojokerto-Jawa Timur. Selama 3 hari (31/10 sd 2/11/2019) Eddy Loke, salah satu kandidat wakil bupati Ngada yang sedang dalam proses seleksi oleh Andreas Paru memperoleh kesempatan berkunjung ke kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang. Menurut Eddy pengalaman tersebut merupakan hadiah dari semesta untuk untuk dirinya. Eddy bersama anggota jaringan Caritas lainnya di Regio Jawa yang meliputi Surabaya, Malang, Semarang, Purwokerto, Bandung, Bogor, dan Jakarta mengunjungi warga Desa Tunggal Jaya, Desa Cigorondong, Desa Taman Jaya dan Desa Ujung Jaya kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang Banten.
“Wilayah ini berada di zona bencana Tsunami yang pada tanggal 31 Desember 2018 yang lalu, diterjang bencana Tsunami. Jaringan Caritas memberikan bantuan berupa alat kerja kepada nelayan (perahu dan Jala), memberikan pelatihan untuk para ibu dan pemahaman tentang Pengurangan resiko Bencan” tutur Eddy melalui chatt dengan kontributor Bhayangkara News.
Lebih lanjut ayah dari Holly Claresta Clara penerima beasiswa untuk kuliah di Taiwan dan Gaudensia Dheytay siswaiSMAK St. Maria Surabaya itu mengatakan bahwa dirinya belajar bagaimana menggorganisir kelompok nelayan, mulai dari cara membuat perahu yang didampingi fasilitator dari Caritas dan ahli pembuat perahu. Banyak informasi detail diperolehnya dari nelayan perihal waktu kerja para nelayan, hasil tangkapan, tempat penyimpanan sementara, strategi penjualan sampai pada pengelolaan keuangan keluarga setelah mendapatkan hasil dari laut bahkan peraturan daerah yang melindungi para nelayan. Niat yang baik untuk membangun pola hidup yang lebih baik, menjadi kekuatan para nelayan untuk bersatu, melakukan kegiatan bersama untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Eddy yang juga merupakan pengurus inti Komisi PSE KWI Jakarta periode 2017 – 2020 bidang design program dan media tak henti-henti menyampaikan rasa bangga yang terpateri di sanubarinya. “Kisah yang membuat saya bangga sekaligus terharu adalah ketika bertemu dengan 2 orang fasilitator yang mendampingi warga di Kecamatan Sumur Pandeglang berasal dari Ngada yang sama dengan dirinya. Dua fasilitator yang dimaksud adalah Fransiskus Keu dari Soa dan Arin dari Sangadeto. Sebagai orang Bajawa yang sedang berada di tanah rantau, saya pun ikut bangga. Bajawa luar biasa, menghasilkan pribadi-pribadi yang bersedia ‘dimatangkan’ dalam karya pelayanan di tengah masyarakat” ungkap suami dari Bernadetha T. Meno, Kepala SMPK St. Maria Surabaya.
Pada akhir obrolan Eddy menyampaikan ungkapan terima kasih kepada Caritas Bogor dan teman sejawat dalam jaringan caritas Indonesia, serta Frans dan Arin dua orang fasilitator yang bersedia berkarya di Ujungkulon Banten. Pun pula, kepada para nelayan di Desa Tunggal Jaya, Cigorondong, Taman Jaya dan Ujung Jaya kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang Bantan. Dari anda saya belajar dan ini menjadi inspirasi yang kuat bagi saya untuk melakukan hal yang sama buat Ngadaku tercinta (John Lobo)
Berita yang direkomendasi
-
Kolaborasi Gerakan Literasi Melalui Pustaka Bebas Bea
Mojokerto-Penggagas Gerakan Katakan dengan Buku (GKdb) John Lobo Selas..
-
Buku untuk Tulang Bawang
Tulang Bawang.Lampung-Taman baca Ceria (Cerdas dan Gembira) yang terle..
-
Geliat Literasi dari Lekosoro
Bajawa.Flores- Pegiat literasi sekaligus pengelola taman baca Ratu Dam..
-
Tips Sukses Public Speaking Dari Divisi Humas Polri
Jakarta - Komunikasi publik atau public speaking adalah..