Makna Dibalik Kunjungan ke Pelosok Ngada
Berkunjung ke suatu desa, bukanlah sebuah aksi spontan yang tanpa rencana. Aktivitas tersebut merupakan langkah awal dari sebuah rencana besar berkaitan dengan program pemberdayaan. Bapak Andreas Paru dan Bapak Eddy Loke (APEL) sangat mengandalkan kunjungan dan perjumpaan dengan masyarakat sebagai kesempatan istimewa untuk melihat, mendengar, menyapa masyarakat secara langsung untuk menggali inspirasi .
Ketika berkunjung ke sebuah desa, tentu ada jadwal yang sudah disepakati, ada lokasi yang dituju dan ada orang yang akan ditemui. Perjalanan menuju ke sebuah desa, juga bisa menjadi kesempatan untuk melihat dan merasakan kondisi jalan, melihat lahan milik masyarakat, rumah yang ditempati, hewan yang dipelihara serta sesama yang berpapasan. Pertemuan ini, bisa tanpa makna, bisa juga mengandung ribuan makna. tergantung cara pandang melihat hakekat sebuah pertemuan.
Ketika berada di sebuah desa, kita pun mengenal kepala desa, tokoh adat, tokoh agama, dan tokoh masyarakat. Mereka bisa berpendapat, mereka bisa bersuara, mereka bisa memberikan masukan yang berarti. Kesediaan mendengarkan mereka merupakan sebuah keharusan untuk menangkap kejernihan harapan mereka terhadap kehadiran seorang pemimpin. Wajar masyarakat ajukan aneka harapan karena yang berhadapan dengan mereka adalah pribadi yang nantinya akan membuat kebijakan public yang memberikan manfaat bagi seluruh warga. Masyarakat butuh pemimpin yang bisa mentransfer informasi, persoalan yang mereka hadapi untuk dijadikan program yang bertujuan untuk mengatasi masalah yang sedang dialami.
Bapak Andreas Paru telah mengunjungi hampir semua wilayah di Kabupaten Ngada. Gambaran tentang kondisi desa-desa yang ada sudah terpotret sangat jelas. Hasil kunjungan sudah diolah, dan dikaji dengan melibatkan tim khusus. Tim ini akan melibatkan para pakar agar program yang merupakan terjemahan dari visi misi Pak Andreas Paru dan Eddy Loke (APEL), dapat dirumuskan secara terukur untuk menjawab kebutuhan masyarakat. Jadi program bagi masyarakat tidak disusun dari balik meja, tetapi dari hasil kunjungan kepada masyarakat yang ada di kota dan desa. (John Lobo)
Berita yang direkomendasi
-
Kolaborasi Gerakan Literasi Melalui Pustaka Bebas Bea
Mojokerto-Penggagas Gerakan Katakan dengan Buku (GKdb) John Lobo Selas..
-
Buku untuk Tulang Bawang
Tulang Bawang.Lampung-Taman baca Ceria (Cerdas dan Gembira) yang terle..
-
Geliat Literasi dari Lekosoro
Bajawa.Flores- Pegiat literasi sekaligus pengelola taman baca Ratu Dam..
-
Tips Sukses Public Speaking Dari Divisi Humas Polri
Jakarta - Komunikasi publik atau public speaking adalah..