IPDA Sarwo Edy, Polisi yang Tekuni Ternak Ikan Cupang
Polresta Kediri,S etelah lelah seharian dengan urusan kriminal, aktivitas ini menjadi pilihan bagi Kanit Pidum Satreskrim Polresta Kediri Ipda Sarwo Edy. Tak hanya menjadi penyegar pikiran tapi sekaligus bisa jadi pendulang uang.
Pulang ke rumah. Ganti pakaian dengan kaos dan celana pendek. Langsung datangi kolam ikan di belakang rumah. Itulah kegiatan rutin yang dilakukan Kepala Unit Pidana Umum (Kanit Pidum) Satreskrim Polresta Kediri Ipda Sarwo Edy. Tentu saja, kegiatan selepas dia pulang dari kantornya di Polres Kediri Kota.
Benar, pria yang saat ini berumur 52 tahun ini memang memiliki kolam ikan hias jenis betta. Ikan hias yang juga lebih populer dengan sebutan cupang ini berada di pekarangan belakang rumahnya di Kelurahan Ketami, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri. Kegiatan rutin yang ia lakukan setelah pulang kantor itu tidak lupa ia lakukan sebagai salah satu caranya untuk bersenang-senang. “Sedikit refreshing-lah Mas, kalau pulang kerja,” terangnya kepada Jawa Pos Radar Kediri.
Awalnya, Sarwo tidak pernah terpikirkan sama sekali untuk merintis usaha di bidang ternak ikan betta. Namun, karena dorongan dari tetangga dan teman-temannya, ia pun memberanikan diri terjun ke dunia ternak ikan betta di rumahnya.
Kebetulan, pekarangan rumah miliknya juga mencukupi untuk menggiati usaha ternak ikan betta. Merasa tidak ada ruginya mencoba, akhirnya Sarwo pun menekuni usahanya itu.
“Sudah ada tiga-empat tahunan, Mas, masih barulah hitungannya,” ujar Sarwo.
Ia mulai merintis karirnya dalam pembesaran ikan. Namun, semakin lama, kini Sarwo juga melakukan ternak ikan betta dalam pembibitan. Karena dianggapnya lebih mudah dan menghasilkan untung yang lebih banyak.
Mulai mengerti tentang tata cara berternak ikan betta, Sarwo pun membeli rumah dan pekarangan yang berada di sebelah rumahnya. Itupun untuk memperluas bisnis ternak ikan betta di rumahnya. Hingga dibuatkan kolam dan untuk tempat pembesaran ikan betta.
Bapak dua anak ini juga memiliki rencana dari rumah yang ia beli itu nantinya dijadikan toko peralatan dan pakan ikan. Ia melihat peluang tersebut karena mengerti bahwa di lingkungan rumahnya banyak juga yang berternak ikan seperti dirinya. “Lha memang awalnya kan yang mengajari tetangga,” imbuh Sarwo.
Di rumah, Sarwo dibantu oleh anaknya dalam berternak dan berbisnis ikan betta. Mulai dari pemeliharaan hingga pengiriman ikan. Bahkan, anak Sarwo juga membantu untuk pemasaran ikan melalui internet. Sarwo juga memiliki pekerja yang bertugas merawat ikan saat ia masih bekerja atau sedang ada dinas di luar kota.
Menurutnya, perawatan ikan betta memang harus teliti. Dalam sehari, jika tidak teliti, bisa saja satu kolam ikan akan mengalami penyakit. Karena penyebaran penyakit di ikan betta memang cepat. “Soalnya dulu pernah, malah sering, ikannya satu kolam kena penyakit dan mati banyak. Dengan adanya pekerja bisa mengurangi risiko kalau saya masih bekerja atau sedang di luar kota,” paparnya.
Keuntungan yang didapatkan pun juga lumayan untuk menambah pemasukan. Ia menjelaskan bahwa dalam satu bulan, keuntungan bisa mencapai Rp 4 juta hingga Rp 5 juta.
Menurut mantan Kanit Reskrim Polsek Ngadiluwih itu dalam berbisnis ikan betta memang sering dipandang sebelah mata. Karena mungkin satu benih ikan masih dihargai Rp 80, dan satu ikan yang sudah di besar mungkin dihargai Rp 600 – Rp 1.000. “Para pembeli yang nantinya akan dijual lagi, kan, kalau beli tidak satu-dua ekor, langsung lima ribu hingga sepuluh ribu ekor sekali beli. Bisa langsung dikalikan saja itu,” terang Sarwo.
Dalam berbisnis saja, Sarwo sudah serius untuk menekuninya. Karena memang sebelumnya ia juga menekuni di bidang pertanian, khusus tebu, sebelum beralih ke ternak ikan betta. Dalam menjadi petugas kepolisian pun begitu. Piagam penghargaan dari Kapolda Jatim diterima oleh Sarwo Edy karena bersama" mengungkap kasus pembunuhan dan mutilasi beberapa bulan yang lalu di tahun 2019. Kuncinya satu. Tekun dan tidak gampang menyerah dalam setiap pekerjaan.
Berita yang direkomendasi
-
Kolaborasi Gerakan Literasi Melalui Pustaka Bebas Bea
Mojokerto-Penggagas Gerakan Katakan dengan Buku (GKdb) John Lobo Selas..
-
Buku untuk Tulang Bawang
Tulang Bawang.Lampung-Taman baca Ceria (Cerdas dan Gembira) yang terle..
-
Geliat Literasi dari Lekosoro
Bajawa.Flores- Pegiat literasi sekaligus pengelola taman baca Ratu Dam..
-
Tips Sukses Public Speaking Dari Divisi Humas Polri
Jakarta - Komunikasi publik atau public speaking adalah..