Milikilah Iman Yang Dewasa
Mojokerto-Kota. Setelah melewati rangkaian proses pembelajaran selama 6 bulan dan menuntaskan 20 tema atau materi akhirnya pada hari Minggu (22/9) sebanyak 187 calon penerima Sakramen Krisma secara sah menerima pengurapan minyak Krisma sebagai simbol kedesawaan iman dari Vikaris Jenderal Keuskupan Surabaya RD Yosef Eko Budi Susilo di Gereja Katolik Santo Yosef Mojokerto.
Melalui kotbah yang disampaikan dalam perayaan Ekaristi, Romo Vikjen menjelaskan secara detail adanya korelasi yang signifikan antara tema bacaan pada hari Minggu biasa ke dua puluh lima dengan makna penerimaan Sakramen Krisma. Menurut Romo Budi, saat ini manusia sulit melepaskan sesuatu yang dikategorikan sebagai “harta milik” kendati hal tersebut bisa membawa dampak yang tidak baik bagi dirinya sendiri maupun orang-orang yang ada di sekitarnya. Salah satu contoh yang disampaikan adalah perihal keterikatan manusia khususnya para perokok terhadap rokok. “ Walaupun dokter melarang bahwa merokok itu berbahaya bagi kesehatan, namun karena keterikatannya yang kuat pada rokok seorang perokok tetap akan merokok. Pun pula dengan himbauan berupa tulisan bahwa “ merokok membunuhmu” dan membawa dampak buruk bagi orang yang ada sekitarnya. Perilaku negatif itu tetap dianggap benar (subyektif ) oleh para perokok. Demikian juga dengan perilaku negatif lainnya seperti ngemil atau mengonsumsi makanan ringan setiap saat sebagai perilaku yang membahayakan kesehatan akan tetap dilakukan karena adanya keterikatan yang sangat kuat. Sulit untuk melepaskan sesuatu yang dianggap “ harta milik”. Sudah kecanduan, terikat, dikuasai.Termasuk kebiasaan-kebiasaan lain yang tidak baik. Apalagi keterikatan pada apa yang dinamakan dengan Mamon. Dalam bahasa Aram (pada zaman Yesus), istilah Mamon dimaknai sebagai kekayaan atau harta. Siapapun orang itu hatinya tentu cendrung tertambat pada Mamon, karena dengan Mamon apa saja dapat diperbuat atau diraih. Dengan Mamon(uang) kita bisa meraih pangkat dan jabatan yang kita sukai”.
Dalam pertemalian antara peringatan Nabi Amos terhadap orang yang membeli kaum papa karena uang dan himbauan Yesus agar manusia tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon sekaligus, Romo Budi menyerukan agar calon krismawan dan krismawati serta umat yang hadir untuk selalu mengucapkan syukur seperti yang disampaikan oleh Rasul Paulus kepada Timotius dalam epistola yakni tetap memanjatkan doa dan permohonan untuk semua orang, karena ha-hal tersebut berkenan kepada Allah demi keselamatan manusia. Lebih lanjut Yesus menegaskan bahwa Mamon seringkali digunakan secara salah sebagai alat untuk berbuat curang seperti dalam perumpamaan tentang bendahara yang tidak jujur (Lukas 16:1-13) dan melakukan tindakan yang tidak adil saat seseorang memakainya. Demi Mamon orang bisa menindas sesamanya terutama yang miskin dan tidak berdaya. Perilaku demikian memang sangat dikecam oleh Nabi Amos. Orang kaya (kalangan atas) di Israel dikritik Nabi Amos karena dengan kekayaan yang dimiliki bukan semakin bersyukur atas berkat Allah namun mereka tetap rakus untuk mencari kekayaan. Tidak terbuka dan berbela rasa kepada sesama yang kurang beruntung dalam kesejehateraan ekonomi dan finansial. Mabuk kekayaan, menginjak-injak orang miskin, mencurangi orang miskin dalam hal berdagang terigu yang sudah rusak, memperkecil takaran, menaikkan harga, dan menipu dengan neraca palsu. Lebih lanjut RD Budi menegaskan bahwa harta terindah yang harus kita syukuri dari Allah adalah kehidupan itu sendiri dengan segala perlengkapannya. Oleh karena itu carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu (Mat 6:33). Kerajaan Allah yang harus dicari oleh manusia era sekarang adalah kerajaan kesetiaan, perdamaian, dan kesetiakwananan dll.
Khusus kepada peserta disampaikan bahwa Krisma merupakan simbol kedewasaan iman untuk menjadi saksi Kristus. Dimanapun kalian berada tetaplah menjadi saksi yang mewartakan kabar gembira (Injil) kepada banyak orang. Beberapa ciri iman yang dewasa adalah mampu menempatkan harta sebagai sarana untuk memuliakan Allah, berpikir kritis dan mampu mengendalikan diri dalam menggunakan mamon, membangun ketangguhan pribadi (Personal Strength). Seseorang dapat dikatakan tangguh apabila hadir sebagai citra Allah yang terbebas dari berbagai hal yang membelenggu dirinya serta mampu bereaksi terhadap sesuatu sesuai prinsip yang dianut serta memiliki penghayatan terhadap prinsip prioritas manusia atas unsur kebendaan (mamon) dan keunggulan Roh atas materi. “Belajarlah dari Yesus, yang mengunggulkan kehendak (firman) Allah dalam menghadapi tawaran-tawaran duniawi” (john lobo)
Berita yang direkomendasi
-
Kolaborasi Gerakan Literasi Melalui Pustaka Bebas Bea
Mojokerto-Penggagas Gerakan Katakan dengan Buku (GKdb) John Lobo Selas..
-
Buku untuk Tulang Bawang
Tulang Bawang.Lampung-Taman baca Ceria (Cerdas dan Gembira) yang terle..
-
Geliat Literasi dari Lekosoro
Bajawa.Flores- Pegiat literasi sekaligus pengelola taman baca Ratu Dam..
-
Tips Sukses Public Speaking Dari Divisi Humas Polri
Jakarta - Komunikasi publik atau public speaking adalah..