Literasi Kopi Ala SMKN 1 Aesesa Nagekeo
Bajawa-NTT.Pasca menyabet predikat juara pada festival kopi Flobamora beberapa waktu yang lalu di kota Kupang, keberadaan sentra pengolahan kopi Arabika di Kabupaten Ngada semakin dikenal dan menarik perhatian publik bahkan animo masyarakat untuk berkunjung ke sana mulai terasa. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya kehadiran dari 30 siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Aesesa Kabupetan Nagekeo jurusan teknologi pengolahan komoditi perkebunan pada hari ini Jumat (6/9) di Unit Pengelola Hasil (UPH) Papa Taki yang berada di Langa Kecamatan Bajawa.
“Kunjungan kami hari ini memiliki beberapa tujuan antara lain, mengobati rasa penasaran dan memenuhi keingintahuan tentang kopi Arabika Flores Bajawa dan seluruh proses yang ada didalamnya kedua untuk memenuhi tuntutan akademis bagi para siswa sedang menjalani Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) di Politani Kupang , dan ketiga menjadi sarana literasi atau proses pencerdasan untuk anak-anak perihal proses pengolahan komoditi perkebunan terutama Kopi Arabika Flores Bajawa” ungkap Ermin Dapa yang mewakili para guru pendamping.
Lebih lanjut ibu guru yang murah senyum itu menuturkan bahwa alasan fundamental memilih UPH Papa Taki sebagai obyek kunjungan, karena sentra pengolahan kopi tersebut sangat profesional dalam mengolah kopi dari hulu hingga hilir. Banyak segmen dan indikator yang berurusan dengan kopi. Beberapa yang bisa disebutkan antara lain pekebun, pengepul, dan kedai . Sembari menyeruput secangkir kopi ibu Ermin menjelaskan “secangkir kopi, tidak hanya berhenti di tangan barista. Ada pundak kokoh petani yang mengusung hasil petik merah di kebun, ada perawatan yang tak pernah putus di kebun pada lereng gunung, juga jemari lentik ibu-ibu yang melakukan sortasi sebelum kemudian masuk di proses pengolahan pasca panen. Ada jalur yang tidak pendek dari proses biji kopi yang mestinya dipahami oleh kita semua agar kita bisa menghargai secangkir kopi yang ada di meja kita”.
Pemilik UPH Papa Taki, Ignasius Jawa Sebo mengungkapkan “ saya sangat bangga dengan kunjungan dari anak-anak muda yang peduli dengan kekayaan alam yang ada di daerah sendiri. Sebagai tuan rumah yang baik kami patut memberikan pelayanan yang memadati dengan memberikan informasi dan penjelasan yang tuntas perihal keberadaan kopi Arabika Flores Bajawa”. Sembari meracik kopi Nas melengkapi pernyatan bu Ermin bahwa kualitas kopi, 60% ditentukan di kebun, 30% di proses roasting, dan hanya 10% ditentukan kemampuan barista.
Lebih lanjut lulusan Fakultas Pertanian Universitas Wisnuwardhana Malang tersebut menjelaskan beberapa hal yakni Standar Operasional Prosedur (SOP)pengolahan kopi, bagaimana mendapatkan kopi yang bermutu dan cita rasa baik serta proses dari hulu hingga hilir juga literasi budidaya kopi. Menyangkut perlakuan pasca panen, pengupasan kulit (pulping), penjemuran, dan penyimpanan sangat berpengaruh terhadap kualitas kopi. Kopi khas hasil budidaya kami memang memanjakan lidah oleh karen itu pengolahan memiliki andil terhadap kelezatan kopi. Pada tahap penyimpanan ada 4 faktor yang harus diperhatikan yaitu suhu, kelembaban, cahaya, dan oksigen. Makin tinggi keempat parameter tersebut makin cepat pula penurunan kopi. Penyimpanan kopi yang baik adalah pada suhu 10-15 derajat Celsius. Demikian juga dengan sintak (tahapan) pengolahan kopi selanjutnya dijelaskan sangat detail dan peserta menyimaknya dengan antusias (John Lobo)
Berita yang direkomendasi
-
Kolaborasi Gerakan Literasi Melalui Pustaka Bebas Bea
Mojokerto-Penggagas Gerakan Katakan dengan Buku (GKdb) John Lobo Selas..
-
Buku untuk Tulang Bawang
Tulang Bawang.Lampung-Taman baca Ceria (Cerdas dan Gembira) yang terle..
-
Geliat Literasi dari Lekosoro
Bajawa.Flores- Pegiat literasi sekaligus pengelola taman baca Ratu Dam..
-
Tips Sukses Public Speaking Dari Divisi Humas Polri
Jakarta - Komunikasi publik atau public speaking adalah..