Peningkatan Kapasitas Literasi
Surabaya-Jawa Timur.Dalam rangka meningkatkan kompetensi dan kapasitas dibidang literasi, sebanyak 29 siswa SMA Negeri 2 kota Mojokerto pada hari senin (24/06/2019) memperoleh layanan kebahasaan dan kesastraan dari Balai Bahasa Jawa Timur. Selama berada di Siwalanpanji No.1, Sidoarjo saat mendapatkan kegiatan pelayanan hingga kembali, para siswa didampingi oleh 18 orang guru dibawah koordinator kepala perpustakaan Machmuda Iriani A., S.Pd.,M.Pd.
Dalam sambutannya Nurul Huda, S.Pd selaku wakil kurikulum menyampaikan ucapan terima dari kepala sekolah atas fasilitasi layanan dari Balai Bahasa Jawa Timur yang juga merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.Lebih lanjut, pengampu mata pelajaran Matematika tersebut meminta arahan agar nara sumber dari Balai Bahasa bisa memotivasi para siswa agar bisa menjadi penulis yang baik dan jurnalis yang handal. Secara rinci pak Huda, begitu biasa disapa menyampaikan bahwa bagi siswa menulis itu memiliki banyak manfaat, antara lain ; bisa membantu untuk mengingat pelajaran di sekolah, meningkatkan kreativitas siswa, melatih kepercayaan diri, meningkatkan kemampuan menyampaikan pendapat secara lisan serta melatih keterampilan berpikir mandiri. Mewakili kepala sekolah, pak Huda juga menyampaikan permohonan maaf jika keberadaan siswa dan guru pendamping cukup merepotkan pihak Balai Bahasa.
Sementara itu, kepala Balai Bahasa Jawa Timur Drs. Mustaqim, M.Hum menyampaikan bahwa sebagai UPT Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Balai Bahasa bertugas untuk pengembangan, pembinaan, dan perlindungan bahasa di Jawa Timur. Pengembangan artinya Balai Bahasa mengemban amanah agar bahasa Indonesia bisa digunakan dalam dunia modern sesuai dengan perkembangan teknologi dalam masyarakat. Lahirnya kosa kata baru dalam era digital saat ini perlu dikembangkan agar masyarakat mengenalnya bahkan diharapkan bisa menjadi istilah yang bisa dipakai dalam pergaulan sehari-hari.Misalnya, kata unduh, Unggah, dan swafoto. Aspek lain yang berkaitan erat dengan pengembangan adalah memantapkan sistem kaidah dalam Bahasa Indonesia. Fakta yang bisa deteksi adalah kaidah bahasa yang sudah bagus namun pengunaannya belum mantap. Misalnya, taat –menaati bukan mentaati, tutup-menutupi bukan mentutupi, dan sukses-menyukseskan bukan mensukseskan. Tahap pengembangan terdiri dari penelitian, kodefikasi, dan pembakuan. Bahkan hingga saat ini Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sudah sampai edisi yang ke 5.
Dalam tugas pembinaan, yang menjadi sasaran utamanya adalah masyarakat. Hal ini beralasan mengingat kecintaan dan kebanggaan masyarakat pada bahasa Indonesia semakin tergerus. Misalnya, nama ruang dan sarana lain yang berada di kantor-kantor dan sekolah lebih banyak menggunakan bahasa asing. Lebih lanjut, Kelompok masyarakat yang dimaksud adalah para pelaku usaha, guru, para jurnalis, aparat pemerintah, para penulis, dan komunitas baca atau pegiat literasi.Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistika dalam sensus tahun 2010 mengenai penggunaan bahasa Indonesia oleh penduduk berusia 5 tahun ke atas, ada fakta yang sangat mengejutkan yaitu penggunaan bahasa daerah sebagai bahasa sehari-hari dalam rumah tangga mencapai 79,5 persen. Angka ini jauh melampaui ekspektasi kita, hanya 19,9 persen yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa keseharian di rumah mereka dan sisanya sebesar 0.3 persen menggunakan bahasa asing.
Menurut pria hitam manis tesebut, sesuai kenyataan yang ada maka bahasa Indonesia perlu mendapatkan perlindungan sehingga tidak lenyap di telan zaman. Walapaun anak-anak sudah menginternasional namun jangan lupa dengan bahasa Indonesia. Kita harus ingat dengan seruan para pemuda kita melalui Sumpah Pemuda yang menyatakan berbahasa satu bahasa Indonesia. Akhir sambutan Drs. Mustaqim, M.Hum mengingatkan agar keterangan ruang dan tempat di seklah tetap ditulis dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar, diberi tulisan yang lebih jelas dan menyolok. Jika diberi tulisan bahasa asing silahkan, namun letaknya dibawah bahasa Indonesia dan ditulis dengan ukuran yang lebih kecil.
Pada sesi kedua, para siswa mendapatkan layanan berupa materi penguatan literasi baca tulis dalam rangka membangun budaya literasi yang disajikan oleh kepala Balai Bahasa, materi bahasa Indonesia di media massa yang disampaikan oleh Andy Asmara. Menurut Andy, kunci penggunaan bahasa Indonesia di media massa adalah kebiasaan menulis. Secara tegas mantan wartawan Jawa Pos itu menyampaikan bahwa apa yang disuguhkan oleh media telah menjadi acuan masyarakat, seperti penggunaan bahasa. Andy sempat memberi resep sekaligus yang menjadi modal seorang penulis yakni; kebiasaan, keyakinan, rajin, dan banyak membaca. Pun pula, jika menulis menulis di media massa hendaknya mudah dibaca, tidak bertele-tele, dan penggunaan bahasa yang sederhana. Lebih lanjut pria yang pernah menduduki jabatan redaktur radar Kediri kekuatan tulisan sebuah media ada pada lead yaitu paragraf pertama dalam berita yang mengandung gambaran umum suatu berita. Lead atau teras berita dalam sebuah berita menjadi sangat penting karena akan menggambarkan keseluruhan berita dan menjadi daya tarik berita agar diminati khalayak.
Materi ketiga yang didapatkan oleh siswa adalah mengenal Esai yang disajikan oleh Yulitin Sungkowati. Pemimpin redaksi jurnal “Atavisme” itu memaprkan perihal sejarah esai, ciri-cirinya,, bidang esai, dan tahapan penulisan esai. Hal menarik pada sesi terakhir adalah pelatihan menulis esai bagi peserta. Kendati melelahkan, siswa tetap melewati tahapan latihan menulis itu dengan antusias (john lobo)
Berita yang direkomendasi
-
Kolaborasi Gerakan Literasi Melalui Pustaka Bebas Bea
Mojokerto-Penggagas Gerakan Katakan dengan Buku (GKdb) John Lobo Selas..
-
Buku untuk Tulang Bawang
Tulang Bawang.Lampung-Taman baca Ceria (Cerdas dan Gembira) yang terle..
-
Geliat Literasi dari Lekosoro
Bajawa.Flores- Pegiat literasi sekaligus pengelola taman baca Ratu Dam..
-
Tips Sukses Public Speaking Dari Divisi Humas Polri
Jakarta - Komunikasi publik atau public speaking adalah..