Legeriwu-NTT. Kepala desa Legeriwu Be’i Kornelis memberikan apresiasi positif kepada Gerakan Katakan dengan Buku (GKdB) atas partisipasinya selama ini dalam mendukung gerakan literasi di wilayah pemerintahnya. Hal itu disampaikan pada hari Jumat (22/2/2019) ketika dirinya berada bersama anak-anak dalam sebuah acara baca pagi bersama di Sa’o Pustaka Narunua. Menurut Kornelis, keberadaan gerakan ini telah memberikan kontribusi yang sangat berarti bagi peningkatan sumber daya manusia di desa ini. Melalui jaringan yang terkoneksi dengan baik antara simpul pustaka seperti Sa’o Pustaka Narunua kami bisa mendapatkan buku-buku yang baik dan berguna untuk membuka cakrawala berpikir anak-anak dan orang tua.Memang harus diakui bahwa investasi dibidang sumber daya manusia seperti ini hasilnya tidak langsung dirasakan seperti kita menanam fanili, coklat, dan tanaman lainnya dimana hasilnya bisa dinimati dalam periode tertentu. Oleh karena itu dibutuhkan keseriusan, kesabaran, ketulusan untuk merawat, dan pembiasaan yang terus menerus sehingga kebiasaan yanga baik ini (membaca) bisa menjadi budaya baru masyarakat. Lebih lanjut beliau menegaskan bahwa dirinya memiliki komitmen yang tinggi untuk mendukung gerakan literasi di desanya dan mendorong masyarakat agar terlibat aktif dalam gerakan pencerdasan ini .Kendati sibuk dengan pekerjaan sehari-hari baik untuk ke kebun maupun membangun infrastruktur di desa, saya berharap supaya masyarakat bisa meluangkan juga waktu untuk membaca. Hanya dengan membaca kita bisa mengetahui banyak hal. Apalagi buku-buku yang ada di Sa’o Pustaka juga berisi tentang informasi pertanian, peternakan, pengolahan makanan, dll. Kami memiliki kendala yang besar dalam mendorong anak-anak dan semua warga desa untuk mengunjungi dan melakukan kegiatan literasi di simpul pustaka ini, kata pengelola Sa’o Pustaka Narunua Siprianus Lalu Loka .Menurut Sipri dukungan yang berupa himbuan seperti yang oleh kepala desa sangat kami butuhkan. Bahkan kedepannya perlu didesain semacam alat ukur yang bisa digunakan untuk menakar partisipasi anak-anak dan masyarakat dalam gerakan membaca. Hal tersebut bisa dilakukan pada saat bulan bakti atau berbagai event lain di desa ini. Adapaun kegiatan yang diusulkan seperti lomba mengolah makanan (memasak) berdasarkan hasil literasi bagi ibu-ibu, menulis sejarah desa dan kampung, menulis tentang cerita rakyat yang berkembang di desa serta berbagai tradisi yang ada di kampung Palianaloka. Selaku pengelola simpul pustaka, Sipri memiliki pengalaman yang membuat dirinya bangga. Suatu ketika dirinya mengunjungi kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur yang ada di Kupang. Tatkala menginjakan kakinya di kantor wakil rakyat itu Sipri kaget karena ada beberapa anggota DPRD yang sudah kenal dengan dirinya sebagai pegiat literasi. “ Saya kaget, koq ada yang sudah mengenal saya, padahal selama ini saya berada di kampung yang jauh di Flores” tutur Sipri yang disambut dengan gelak tawa dari ibu Ludgardis Keo, orang yang berada dibalik gerakan katakan dengan buku. Legeriwu merupakan nama salah satu desa yang terletak di Kecamatan Inerie Kabupaten Ngada Nusa Tenggara Timur. Tanahnya subur namun kondisi fisik desa ini belum sepenuhnya mendapatkan sentuhan dari pemerintah. Hal tersebut nampak jelas dengan kondisi ruas jalan yang memprihatinkan, akses masyarakat akan air bersih yang sangat sulit, dan penerangan yang masih menggunakan pelita yaitu lampu dengan bahan bakar minyak serta tidak dijangkau oleh signal jaringan seluler manapun. Jika mau berkomunikasi dengan anggota keluarga yang ada di luar daerah, mereka harus mencari tempat yang ada signal. (John Lobo)