Ratusan Santri dan Warga NU Dipahamkan Pentingnya Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945
Bhayangkaranews.com – Sosialisasi pentingnya memahami dan menjalankan Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI dan UU 1945 dilakukan anggota MPR RI KH An’im Falahuddin Mahrus di Ponpes Al Islah Desa Dlopo Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri, Rabu (25/4)
Gus Aním panggilan akrab KH An’im Falahuddin Mahrus yang juga pengasuh Ponpes Lirboyo Kota Kediri ini menganggap sosialisasi amatlah penting, agar tidak terjadi tindakan radikal di kalangan umat Islam. Sosialisasi disampaikan dihadapan ratusan santri dan warga NU di Ponpes Al Islah Desa Dlopo Kecamatan Ngasem Kediri asuhan KH Abdul Syukur.
“Sosialisasi empat pilar merupakan tugas MPR sekaligus anggota DPR. Mensosialisasikan empat pilar di tengah-tengah masyarakat, agar pemahaman masyarakat terhadap empat pilar ini betul-betul dihayati dan bisa dilaksanakan,” kata Gus An’im .
Masih menurut anggota Fraksi Kebangkitan Bangsa DPR RI ini , empat pilar tadi lebih mudahnya disingkat PBNU. Yakni Pancasila dalam hal ini dasar negara menjadi kesepakatan founding father , pendiri negara kesatuan Republik Indoesia. Kedua , Bhineka Tunggal Ika yang semua mengakui di Indonesia bahwa bermacam-macam suku dan bahasa tetapi tetap menjadi satu. NKRI sering didengungkan NKRI Harga Mati, ini menjadi harga mati yang harus dipegang . Dan UUD 1945, pilar keempat yang harus dijaga dengan baik, terutama dijaga oleh pengambil kebijaksanaan, di DPR, MPR maupun lembaga lain yang berwenang menjaga ini
“Jangan sampai ada amandemen-amandemen yang justru akan merugikan NKRI dan menguntungkan pihak asing,” tandasnya.
Ditambahkan , saat ini ada sebagian mereka yang ini mendirikan negara Islam di negara Indonesia.
“Saya kira isu ini sejak dulu sejak KH Ali Mahrus ( salah satu pendiri Ponpes Lirboyo, red) ketika saya masih kecil , sekitar tahun 1980 an saya masih dengan kode komando jihad. Mereka mengajak-ajak mendirikan negara Islam . Kiai Mahrus saya masih ingat dalam pidatonya , mendirikan negara yang sudah ada pemerintahannya hukumnya haram . Indonesia sudah ada pemerintahannya, kalau mendirikan negara lagi silahkan keluar dari Indonesia dan di suatu tempat yang belum ada pemerintah dan negarannya,” tandasnya.
Sementara itu disinggung seberapa penting sosialisasi empat pilar ini dilakukan, terutama di kalangan santri dan warga NU ?
“Kalau yang yang berbicara petinggi negara untuk mensosialisasikan empat pilar , ini berarti negara mengalami ancaman. Ada sebagaian yang mengatakan ini negara Indonesia ini adalah negara thogut , ini tidak masuk akal. Kita kuatir mereka yang teriak-teriak tersebut adalah pesanan negera lain yang tidak ingin Indonesia aman dan rukun,” pungkasnya. (res)
Berita yang direkomendasi
-
Kolaborasi Gerakan Literasi Melalui Pustaka Bebas Bea
Mojokerto-Penggagas Gerakan Katakan dengan Buku (GKdb) John Lobo Selas..
-
Buku untuk Tulang Bawang
Tulang Bawang.Lampung-Taman baca Ceria (Cerdas dan Gembira) yang terle..
-
Geliat Literasi dari Lekosoro
Bajawa.Flores- Pegiat literasi sekaligus pengelola taman baca Ratu Dam..
-
Tips Sukses Public Speaking Dari Divisi Humas Polri
Jakarta - Komunikasi publik atau public speaking adalah..