Natalia : Selalu Ada Kebaikan dalam Diri Sahabatku
Selamat jumpa pembaca Bahyangkara News. Beberapa edisi kedepan akan saya sajikan tenunan kisah siswa/i agama Katolik yang sedang menempuh pendidikan di sekolah negeri yakni SMA Neheri 2 Kota Mojokerto. Sebagai kelompok minoritas di sekolah ada banyak hal yang diceritakan. Semoga bisa memberi inspirasi bagi teman-teman seusianya dimanapun berada.
Shalom !. Namaku Natalia Ais Walinono biasanya dipanggil Natalia atau Talia. Ayah saya asal dari Pulau Timor NTT dan ibu dari Jawa (Mojokerto). Saya lahir di Mojokerto pada 29 Desember 2003. Kami hanya dua bersaudara dan semuanya perempuan. Mbakyu saya sudah kuliah di salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Kota Pahlawan, Surabaya. Sebelumnya saya menempuh pendidikan di SMPN 2 Kota Mojokerto. Banyak kenangan yang tidak bisa dilupakan dan kesan indah yang tak mudah ditanggalkan begitu saja ketika berada selama tiga tahun di sekolah yang berada di jalan Ahmad Yani itu.(Foto: Natalia berdiri di belakang nomor 2 dari kiri)
O ya, SMP Negeri 2 adalah sekolah yang memiliki nilai sejarah, selain karena bangunannya merupakan peninggalan Belanda juga menjadi tempat belajar bagi Presiden pertama kita Ir.Soekarno mengingat beliau pernah tinggal selama kurang lebih 9 tahun di Kota Mojokerto. SMPN 2 kala itu merupakan sekolah Eropa di Mojokerto. Sekolah ini memang dikhususkan untuk menampung siswa Belanda. Kalaupun ada warga pribumi, itu hanya diperuntukkan bagi keturunan priyai.
Setelah lulus dari SMP saya memutuskan untuk meneruskan pendidikan di SMAN 2 Kota Mojokerto. Beberapa alasan yang mengantarku untuk melanjutkan studi di sekolah tersebut antara lain; pertama, untuk area kota, sekolah ini dikenal lebih unggul dari lembaga pendidikan lainnya. Kedua, sekolah Adiwiyata mandiri yang pastinya akan memberi kesan baru bagi saya, karena dari mulai TK hingga SMP saya tidak pernah bersekolah di sekolah Adiwiyata. Ketiga, sekolahnya bersih,luas dan keempat memiliki sistem yang berbeda dari sistem pendidikan di SMA mojokerto lainnya, menggunakan SKS atau satuan kredit semester. Awalnya saya ragu untuk memilih SMA ini karena menurut pendapat teman-teman, sistem SKS itu sangat berat. Bukan hanya dituntut untuk bisa menguasai materi tapi kita juga harus belajar semua materi secara mandiri. Kendati berat saya justru bersemangat dan ingin bersekolah di SMAN 2 agar diperguruan tinggi nanti lebih sudah siap dan matang jika dibandingkan dari siswa lainnya.
Setelah menjalani serangkaian ujian di tingkat SMP, akhirnya saya memperoleh nilai yang memuaskan dan sesuai dengan harapan. Bermodal nilai itulah akhirnya dalam tahap seleksi saya bisa lolos dan diterima di SMA 2 ini. Kesan pertama ketika menginjakkan kaki pertama di sekolah favorit antara lain; sangat senang karena sesuai dengan ekspektasi sebelumnya. Hal yang berbeda yang dijumpai di sekolah ini adalah areanya sangat luas dan memiliki pepohonan yang banyak. Pohon yang ada disekliling sekolah memiliki manfaat yang sangat banyak, misalnya membuat udara jadi lebih segar, penyaring udara di bumi, mengurangi paparan sinar Ultra Violet pada kulit, mengurangi dampak perubahan iklim, mencegah polusi air, menambah cadangan air tanah, mencegah banjir dan masih banyak lagi.
Saya memiliki teman baru yang baik, mudah diajak berdiskusi dan berjumpa dengan bapak, ibu guru yang ramah . Pengalaman kebaikan itulah yang mampu meringankan beban SKS yang semula terasa sangat berat. Kini menjadi enteng karena saya bisa menyelesaikan tuntutan akademis sesuai dengan target yang diharapkan.
Kata orang saat SMA adalah masa-masa yang paling indah karena kita akan menjalani sesuatu yang baru dengan teman-teman yang beranjak dewasa dan kita juga memulai menentukan masa depan kita. Akan jadi apa kita kedepannya, dan saya berharap di SMA 2 ini saya bisa berkembang menjadi pribadi yang lebih baik demi masa depan saya.
Selama dua tahun berada di SMA Negeri 2, cukup banyak cerita yang menyenangkan maupun yang membuatku sedih . Andaikan dibuat perbandingan, memang lebih banyak kisah menyenangkan dibandingkan dengan cerita-cerita pilu. Beberapa pengalaman yang membuat hatiku senang adalah pertama kali mengikuti Olimpiade Geografi. Ini merupakan impian saya sewaktu masih duduk di banngku SMP. Pengalaman kedua adalah menjadi supporter saat mendukung team basket sekolah berlaga di DBL arena di Suarabaya. DBL Arena merupakan sebuah stadion bola basket. Daya tamping stadion tersebut adalah 5.000 penonton dan mulai dibangun pada tanggal 17 Desember 2007 serta selesai pada 26 Juli 2008. Pengalaman menarik lainnya adalah ketika dipercayakan menjadi petugas upacara. Sayapun menemukan manfaat bahwa ketika menjadi petugas upacara, saya bisa lebih disiplin, berpakaian lebih rapi, mampu menjaga kekompakan dengan teman, menumbuhkan semangat kebangsaan.
Ada satu kegiatan wajib dan rutin setiap pagi kami lakukan sebelum memulai kegiatan belajar di kelas, yaitu DBL (Dzikir Bersama Lovers) dalam istilah saya sebagai penganut Agama Kristen Katolik lebih dikenal dengan Doa Bersama Lover’s. Bagi teman-teman yang beraga Islam kegiatan DBL dilaksakan di lapangan upacara, sementara bagi yang Kristen baik Katolik dan Protestan maupun agama lain, kegiatan doa bersama di lapangan basket. Aktivitas pagi bersama ini diawali dengan rumusan doa pagi, setelah itu doa ketika memulai pelajaran, dan doa pilihan seperti mendoakan orang tua, doa untuk orang sakit, doa untuk guru, dll. Setelah itu dilanjutkan dengan mendengarkan bacaan Injil atau firman Tuhan yang sesuai dengan kalender liturgy serta renungan singkat oleh Pembina atau sharing Kitab Suci diantara kami peserta didik. Kegiatan tersebut merupakan aktivitas baru bagi saya.
Pengalaman berharga yang saya jadikan cambuk untuk kebaikan dimasa depan juga ada beberapa seperti, kalah dalam lomba, dimarahi guru karena melakukan kesalahan. Sisi positif dari pengalaman dimarahi adalah saya mendapat kesempatan untuk melatih mental agar kuat menghadapi kehidupan ini.Bagi saya mental yang kuat adalah kunci untuk meraih kesuksesan dan kebahagiaan.
Saya juga terlibat dalam kegiatan organisasi siswa di SMA 2 yaitu; ekstrakurikuler I-choir, Hypnopreneur, dan menjadi tim olimpiade Geografi. Memilih ekstrakulikuler tersebut karena dorongan dari diri untuk mengasah kemampuan bernyanyi. Kebetulan saya suka bernyanyi. Bahkan melalui kegiatan ekstrakurikuler tersebut saya bisa mengenal banyak teman dari kelas dan tingkatan yang berbeda. Sementara itu ekstrakurikuler Hypnopreneur, saya dibimbing untuk berbisnis bahkan ada tuntutan lebih dari ekstra tersebut yakni siswa sebisa mungkin mampu berbisnis walaupun masih bersekolah. Cita-cita sederhana saya makala mengikuti ekstra Hypnopreneur adalah menjadi seorang pengusaha. Sebagi seorang wanita, saya ingin nantinya bisa menghasilkan uang tanpa harus membagi waktu saya dengan keluarga.
Berikutnya adalah tim olimpiade Geografi smanda. Banyak hal baru saya peroleh dari kegiatan ini. Setiap hari bisa belajar geografi bersama bu Eni dan teman-teman. Beberapa manfaat ketika saya belajar Geografi secara khusus antara lain; bisa mengetahui lokasi-lokasi di permukaan bumi, sedikit bisa membaca tentang kehidupan di masa depan, meningkatkan kepedulian saya terhadap bumi beserta isinya serta menyadarkan saya akan kebesaran kuasa Allah. Ini merupakan potensiku yang harus dimaksimalkan.
Hampir enam bulan menduduki bangku kelas XI sayamerasa ada hal yang berbeda dengan saat kelas X karena kelas 11 saya harus bisa menemukan jati diri. Mengingat ketika kelas X banyak waktu yang digunakan untuk proses penyesuaian. Demikian juga di kelas XI ini saya dituntut agar menyiapkan diri lebih serius agar lebih mudah langkah saya selanjutnya ke tingkat yang lebih tinggi, kelas XII.
Sebagai siswa Kristen Katolik yang sedang menempuh pendidikan di SMA Negeri 2 Kota Mojokerto, sama sekali tidak mengalami kesulitan dalam mengekspresikan iman atau kepercayaan saya. Kebaikan sering saya peroleh dari teman yang berbeda keyakinan. Bahkan mereka tolerasninya sangat tinggi. Walapun banyak perbedaan, saya tetap memiliki rasa percaya diri misalnya membuat tanda Salib saat berdoa. Salah satu media yang bisa meningkatkan dan memperdalam derta meningkatkan iman saya adalah doa pagi bersama di lapangan basket setiap pagi. Jika ada yang tidak toleransi, itupun jumlahnya tidak banyak. Walapun demikian saya tetap berpikir positif dan kebaikan selalu berada dalam diri teman-teman saya. (JL)
Mojokerto, 25 Oktober 2020
Natalia Ais Walinono
Berita yang direkomendasi
-
Kolaborasi Gerakan Literasi Melalui Pustaka Bebas Bea
Mojokerto-Penggagas Gerakan Katakan dengan Buku (GKdb) John Lobo Selas..
-
Buku untuk Tulang Bawang
Tulang Bawang.Lampung-Taman baca Ceria (Cerdas dan Gembira) yang terle..
-
Geliat Literasi dari Lekosoro
Bajawa.Flores- Pegiat literasi sekaligus pengelola taman baca Ratu Dam..
-
Tips Sukses Public Speaking Dari Divisi Humas Polri
Jakarta - Komunikasi publik atau public speaking adalah..