Kapolres Kediri Kota AKBP Miko Indrayana Keliling Cari Masjid demi Jamaah Subuh
Polresta Kediri, Miko Indrayana punya pengalaman hidup segudang. Pernah menjadi salesman hingga berjualan air mineral di persimpangan jalan. Garis hidup mengantarnya menjadi orang nomor satu di Polres Kediri Kota.
Suasana di Wisma Kapolres Kediri Kota, Selasa, 3 Desember 2019 lalu terasa meriah. Suara tawa lepas terdengar berkali-kali. Tak terganggu meskipun cuaca siang itu terasa panas. Dengan matahari yang teriknya hingga ke halaman rumah dinas di Jalan KDP Slamet, Mojoroto, itu. Kemeriahan acara itu tetap berlangsung.
Yang mewarnai kegembiraan saat itu bukan hanya korps berbaju coklat saja. Terlihat ada sejumlah becak yang terparkir di halaman dalam rumah dinas orang nomor satu di Polres Kediri Kota itu. Sang pemilik rumah, Kapolres Kediri Kota AKBP Miko Indrayana, sedang berbagi kebahagiaan dengan para pengayuh becak di Kota Kediri. Lelaki itu tampak akrab. Tidak ada sekat antara aparat dengan masyarakat. Acara tasyakuran dan makan siang bersama tukang becak itu diakhiri dengan pembagian santunan kepada para tukang becak.
“Acara silaturahmi bersama dengan para tukang becak di Kota Kediri. Kami undang ke sini (Wisma Kapolresta, Red), untuk silaturahmi,” terangnya.
Kegiatan tersebut, lanjut Miko, adalah untuk mempererat silaturahmi bersama dengan masyarakat di Kota Kediri. Salah satunya adalah tukang becak. Karena tukang becak, menurutnya, adalah salah satu bagian dari masyarakat yang memberikan jasa dalam transportasi tradisional. Dan juga sudah menjadi bagian di kehidupan masyarakat sekitar.
Pria kelahiran Kota Semarang ini menjelaskan bahwa ia ingin mengenal lebih dalam masyarakat di Kota Tahu ini. Karena, memang, Miko baru menjabat kapolres beberapa bulan. “Baru pertama kali ini ditempatkan di Kota Kediri,” terangnya.
Pria dengan pangkat dua melati di pundak ini menjelaskan bahwa sebelum dimutasi ke Polres Kediri Kota, ia bertugas di bagian Sekretariat Militer Kepresidenan (Setmilpres). Setelah keluar surat mutasi dari Kapolri pada September 2019, Miko baru menginjakkan kaki ke Kota Kediri pada Rabu (2/10) malam. Karena memang saat itu, Miko juga masih mendampingi Wakil Presiden, saat itu, Jusuf Kalla ke Luar Negeri.
Setelah sampai, lelaki kelahiran 16 November 1979 ini, beristirahat sejenak sebelum melanjutkan beribadah. Miko bercerita, saat pertama datang, ditemani dengan ajudannya, ia berjalan dari Wisma Kapolresta untuk mencari masjid.
“Ya, sarungan, jalan kaki di sekitar Taman Sekartaji situ lho Mas, cari masjid sekitar,” imbuhnya.
Kegiatannya itu terus ia lakukan. Selain untuk mengenal Kota Kediri lebih dalam, juga untuk menghafal jalan. Selain itu juga mempersiapkan diri sebelum bertugas kerja di Polres Kediri Kota.
Miko menceritakan saat lulus SMA pada 1997, ia tidak langsung mengambil pendidikan di kepolisian. Saat itu, bahkan ia belum terpikirkan hal tersebut. Satu tahun ia gunakan untuk bekerja. Berbagai macam pekerjaan ia jalani. Mulai dari sales, hingga pernah berjualan air mineral di simpang jalan. Mulai dengan membawa tas kresek, dengan isi air mineral, ia berjalan, dari satu simpang jalan ke simpang jalan yang lain.
Satu tahun berlalu, ia pun mencoba untuk mendaftar pendidikan kepolisian. Yang ia inginkan saat itu hanya satu. Ia mampu melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi tanpa membebani orang tuanya. Karena, menurut Miko, untuk melanjutkan sekolah di perguruan tinggi, memerlukan biaya yang banyak. “Alhamdulillah, semua saya pasrahkan kepada Yang di Atas,” imbuhnya.
Berbagai jabatan dilaluinya. Salah satu yang teringat di benaknya, adalah saat Miko menjadi Kapolsek Entikong, Kalimantan Barat. Miko saat itu berhasil menghentikan upaya penyelundupan ikan Arwana dari Indonesia ke Malaysia. Karena saat itu para pelaku yang juga warga negara asing ini hendak menyelundupkan lewat wilayah hukum Polsek Entikong yang menjadi ujung perbatasan antara Indonesia dengan Malaysia.
Waktu sudah hampir memasuki dzuhur. Pria yang berambut cepak ini terlihat sedang sibuk bersendagurau dengan salah satu tukang becak itu terlihat sedang memberikan topi miliknya. Karena topi yang dibawa oleh tukang becak tersebut sudah lusuh.
Gerakan hormat diberikan oleh tukang becak tersebut kepada Miko. Setelah membagi-bagikan sembako kepada para tukang becak yang hadir, azan berkumandang. Miko dan juga para anggota Polresta yang mendampingi yang beragama Islam bergegas untuk melaksanakan salat.
Berita yang direkomendasi
-
Kolaborasi Gerakan Literasi Melalui Pustaka Bebas Bea
Mojokerto-Penggagas Gerakan Katakan dengan Buku (GKdb) John Lobo Selas..
-
Buku untuk Tulang Bawang
Tulang Bawang.Lampung-Taman baca Ceria (Cerdas dan Gembira) yang terle..
-
Geliat Literasi dari Lekosoro
Bajawa.Flores- Pegiat literasi sekaligus pengelola taman baca Ratu Dam..
-
Tips Sukses Public Speaking Dari Divisi Humas Polri
Jakarta - Komunikasi publik atau public speaking adalah..